Jayapura, Jubi – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua menyatakan Kota Jayapura mengalami inflasi sebesar 0,26 persen yang dipicu akibat kenaikan harga angkutan udara sebesar 0,228 persen per Maret 2019.
Kepala Badan Statistik Provinsi Provinsi Papua Simon Sapari, di Jayapura, Selasa, mengatakan kondisi tersebut berbeda dengan bulan sebelumnya di mana pada Februari 2019 mengalami deflasi sebesar 0,03 persen.
“Selain angkutan udara, masih ada ikan ekor kuning, cakalang, kawalina, mumar cabai merah, shampo, emas perhiasan, mie kering instan, telur ayam ras dan beberapa komoditas dominan lainnya yang memicu inflasi ini,” katanya, Selasa (2/4/2019).
Menurut Simon, secara umum inflasi tersebut masih didominasi oleh pengaruh penurunan harga pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang memberikan andil 0,23 persen terhadap total inflasi Kota Jayapura.
“Di Kota Jayapura, perkembangan inflasi tahun berjalan Maret 2019 mencapai 0,49 persen, di mana pencapaian ini lebih rendah dan terkendali dibandingkan Maret 2018 yang sebesar 2,03 persen,” ujarnya.
Dia menjelaskan BPS menilai bahwa berdasarkan pantauan inflasi “month-to-month” tersebut memberikan sinyal capaian inflasi Kota Jayapura relatif terkendali.
“Namun demikian, hasil inflasi ‘year-on-year’ khususnya di Kota Jayapura menunjukkan pemerintah perlu menjaga stabilotas harga ke depan dengan usaha ekstra agar capaian inflasi berada pada kisaran target yang telah ditentukan sebesar 3,5-1 persen,” ujarnya.
Menurutnya pemerintah juga perlu mewaspadai terhadap potensi gejolak harga akibat gagal panen dan faktor musim atau cuaca, di mana Tim Pengendali Inflasi Daerah juga perlu fokus terhadap beberapa komoditas yang memiliki peranan konsumsi dominan di masyarakat, terutama 10 komoditas utama penyumbang inflasi di masing-masing wilayah. (*)
Editor : Edho Sinaga
The post Mahalnya tiket pesawat sebabkan inflasi di Papua appeared first on PAPUA.business.
No comments:
Post a Comment