Search This Blog

Sunday, 2 July 2017

Produk olahan rumput laut Sarawandori butuh dorongan

Jayapura, Jubi – Ross Wondiwoi, ketua Kelompok 2 Wamayakawa mengungkapkan,  produk makanan olahan tradisional dari rumput laut yang berasal dari kelompoknya yaitu stick, mie, dodol, agar-agar, bakso, dan manisan masih terkendala dengan pemasaran dan uluran bantuan permodalan.

“Diakui kami masih terbentur dengan pemasaran yang masih jauh dari kata mencukupi, setiap minggu kami hanya berproduksi 20 kg dengan bahan baku yang cukup mahal, didapatkan dengan harga Rp30 ribu per kg rumput laut, ” ujarnya.

Meski begitu, usaha yang didirikannya bersama 10 anggota dapat berjalan secara tradisional dengan banyak produknya dibawa ke Jakarta, Aceh, bahkan Belanda.

“Kita masih butuh tempat kerja bagi anggota, ini sangat penting,” ujarnya.

Ia berharap agar ada uluran bantuan dari pemerintah atau pihak swasta, dalam hal ini perbankan untuk bisa membantu kelancaran permodalan usaha bersama.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua Joko Supratikto menanggapi hal tersebut. BI, katanya, akan mencoba melakukan program pelatihan pencatatan usaha mikro usaha kecil dalam pembinaan transaksi keuangan yang memadai.

“Ini jadi informasi bagi saya, tim Kordinasi BUMN dan BUMD yang akan saya sampaikan atas potensi dari rumput laut yang ada, dengan pelatihan ini akan ada perbankan yang tertarik, sebab biasanya proses produksi itu banyak, tetapi menjaga pemasaran sangat sulit,” ujarnya.

Ia juga akan mencoba mereplikasikan program yang pernah berhasil dalam pembinaan dan pembudidayaan rumput laut yang pernah dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia lainnya untuk dibawa ke Papua. (*)

No comments:

Post a Comment