Jayapura, Jubi – Sarang semut asal Kota Jayapura masih dipasarkan secara manual. Salah satu hasil alam yang diyakini sebagai obat herbal khas Papua itu sebenarnya banyak diminati.
“Jika ada pesanan sarang semut dari luar Kota Jayapura mereka kirim yang belum diolah,” kata Kepala Dinas Perindustrian Dan Koperasi (Disperindakop) Robert L.N Awi, Jum’at (6/10/2017)
Roberth mengaku justru pemerintah ikut memasarkan, jika ada pemesanan dari luar daerah Kota Jayapura atau Papua. “Kami hubungi mama mama Papua yang menjual sarang semut. Kami membeli jualannya dan kirim sesuai dengan permintaan,” kata Robert menjelaskan.
Ia menceritakan suatu ketika mengikuti kegiatan di Batam pada tahun 2016. Ternyata di sana ia diminta menyediakan sarang semut yang banyak. Namun tidak dituruti meski harganya mahal karena sarang semut yang diolah tidak banyak.
Selain itu ia mempertimbangkan cara agar sarang semut itu tetap bertahan sebagai produk alam Jayapura. “Jika kami drop dalam jumlahnya terlalu banyak suatu waktu nanti mereka akan mengolahnya dan menjual dengan harga yang mahal kepada kami,” katanya.
Menurut dia sarang semut ini menjadi herbal andalan bagi orang Papua lebih baik diolah sendiri.
Rina Waromi, penjual sarang semut di depan Bank Mandiri Jayapura, mengaku mendapatkan daganganya dari orang lain. Ia menghaluskan dengan mesin kemudian menjual secara kemasan per 1 kilogram. “Satu kemasan ukuran satu kilo saya jual Rp100 ribu,” kata Rina.
Sayangya penjualan yang dilakukan tak banyak. Rina menyebutkan pembeli jarang datang karena belum banyak yang tahu manfaat obat herbal alami itu. “Kadang sehari tiga bungkus, kadang tak laku,” katanya.
Ia menjelaskan sarang semut asal Kota Jayapura bermanfaat mengobati kanker, paru-paru, dan penyakit lain. (*)
The post Pemasaran sarang semut asal Jayapura masih manual appeared first on PAPUA.business.
No comments:
Post a Comment